Saturday, March 7, 2015

KEGIATAN BAKAR BATU PAPUA





Lokasi:
Pesta ini sering dilaksanakan di kawasan Lembah Baliem, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Indonesia. 

Transportasi:
Untuk menuju lokasi acara, Anda bisa menggunakan pesawat-pesawat kecil yang melayani penerbangan hingga jauh ke daerah pedalaman. Selain itu, di Kota Wamena juga terdapat penyewaan kendaraan roda empat. Jika Anda tidak memiliki kerabat ataupun kenalan yang bisa memandu Anda, Anda dapat memanfaatkan biro perjalanan yang ada di Kota Wamena.
Pesta batu bakar ini memiliki sebutan yang berbeda-beda oleh suku di kawasan Lembah Baliem. Masyarakat Paniai menyebutnya dengan gapii atau mogo gapii, masyarakat Wamena menyebutnya kit oba isago, sedangkan masyarakat Biak menyebutnya dengan barapen. Sesuai dengan namanya, dalam memasak dan mengolah makanan untuk pesta tersebut, suku-suku di Papua menggunakan metode bakar batu.
Dalam prosesinya sendiri, Pesta Bakar Batu dibagi menjadi tiga tahap yakni tahap persiapan, tahap bakar babi dan tahap makan bersama. 

Tahap Persiapan
Tahap pertama yakni tahap persiapan. Tahap ini diawali dengan pencarian kayu bakar dan batu yang akan digunakan untuk memasak. Kemudaian Batu dan kayu bakar yang sudah terkumpul disusun dengan urutan batu besar berdada lapisan paling bawah, kemudian pada bagian tengah diisi dengan kayu bakar, kemudain bagian atasnya ditutupi dengan batu-batu yang lebih kecil. Kemudian ditata lagi dan seterusnya hingga bagian teratas ditutupi dengan kayu. Kemudian tumpukan tersebut dibakar hingga kayu habis terbakar dan batuan menjadi panas. Semua ini umumnya dikerjakan oleh kaum pria. 

Bakar Babi
Sebelum tahap bakar babi, masing-masing suku terlebih dulu akan menyerahkan babi. Lalu secara bergiliran kepala suku memanah babi. Bila dalam sekali panah babi langsung mati, itu merupakan pertanda bahwa acara akan sukses. Namun bila babi tidak langsung mati, diyakini ada yang tidak beres dengan acara tersebut. Dalam upacara kematian, biasanya beberapa kerabat keluarga yang berduka membawa babi sebagai lambang belasungkawa. Jika tidak mereka akan membawa bungkusan berisi tembakau, rokok kretek, minyak goreng, garam, gula, kopi, dan ikan asin. Tak lupa, ketika mengucapkan belasungkawa masing-masing harus berpelukan erat dan berciuman pipi. Babi yang sudah dipanah akan di bakar bersama dengan aneka ragam sayuran yang dimasukkan ke dalam perut babi.

Makan Bersama
Setelah dibakar hingga matang, tiba saatnya babi tersebut dihidangkan untuk makan bersama. Para warga biasanya akan duduk melingkar. Dan ketua adat yang paling pertama menerima jatah berupa ubi dan sebongkah daging babi. Kemudain dilanjutkan oleh warga lainnya.
Pengunjung yang ingin menyaksikan pesta ini tidak dipungut biaya. Namun, jika yang didatangi adalah pesta untuk upacara kematian, maka biasanya tamu membawa buah tangan.

sumber : http://biasputih.com/tempat-wisata/pesta-batu-bakar/

No comments:

Post a Comment